Selasa, 11 Maret 2014

Dear God


Sejenak aku terdiam dari hiruk-piruk kesibukanku
Terhenyak hati dalam kegelapan
Ini bukan malam
Tapi inilah kenyataan

Baru perabaanku peka
Dan perasaanku bak lentera yang terhias malam
Tersadar aku dari mimpi
Dan ketika aku berbicang dengan bumi dan langit

Inilah labirin sementaraku
Bak pesta di tengah hutan
Tak bisa ku bedakan
Yang mana binatang
Yang mana tumbuhan
Dan aku mulai mengenal
Yang namanya setan bahkan jahanam

Tuhan maafkan aku
Aku terlalu lama menjadi snow white
Terlalu enak rasanya apel merah itu
Aku bahkan tergiur
Takku sangka racun bersemayam di dalamnya

Tapi terimakasih Tuhan
Engkau telah mengirimkan pangeran itu
Namun ini berbeda
Dialah air hujan

Air yang berasal dari senyuman
Canda ketika kami berdansa
Seharusnya kami melantunkan irama bersama
Seharusnya kafilah tak berlalu

Tapi.....................
Bak melempar batu sembunyi tangan
Berlari dari panasnya api
Bahkan neraka jahanam tak mereka fikirkan

Berpesta mereka bersama
Padahal hati menggempul api yang membara
Merasa diri sendirilah Tuhan
Tak sadarkah?

Inikah kalian?
Akan hadir ketika pesta
Ataukah hanya akan berpura-pura tidur ketika bencana?

Ahsudahlah....
Aku bak olaf
Yang akan bersenang senang di musim salju
Bahagia bila punya hidung walaupun hanya wartel
Aku tak punya anna
Untuk dapatkan itu

Bahkan...
Aku juga tak punya elsa
Dengan kekuatan power esnya
Mungkin dia dapat membuat awan salju pribadi untukku
Ketika musim panas tiba


Tidak ada komentar:

Posting Komentar